17 Februari 2010

Beberapa Istilah Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa latin) berarti kawan dan logos (bahasa yunani) berarti kata atau berbicara. Jadi, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.
Ada banyak tokoh – tokoh yang berusaha mendefinisikan sosiologi. Diantaranya sebagai berikut :
  • Charles Ellwood : sosiologi merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan golongannya, asal dan kemajuannya, bentuk dan kewajibannya.
  • Gustav Ratzenhofer : sosiologi merupakan pengetahuan tentang hubungan manusia dengan kewajibannya untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi social serta kemakkuran umum bagi anggota – anggotanya.
  • Herbert Spencer : sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.
  • Emile Durkheim : sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta – fakta social, yaitu fakta – fakta yang berisikan cara.
  • Adam Kuper : sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang fokusnya mempelajari masyarakat. Kuper juga menyebutkan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tindakan atau perilaku manusia di dalam kelompoknya.
  • Pitirin Sorokin : sosiologi suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbale balik anatara aneka macam gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hokum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan sebagainya.
  • Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi : sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses – proses social termasuk perubahan – perubahan social. Selanjutnya struktur social adalah keseluruhan jalinan antara unsure – unsure social yang pokok yaitu kaidah – kaidah social (norma – norma sosial), lembaga – lembaga social. Kelompok – kelompok social serta lapisan – lapisan social. Sedangkan proses social adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hokum dan segi kehidupan agama, anatar segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan sebagainya. Salah satu proses social yang bersifat tersendiri adalah dalam hal terjadinya perubahan – perubahan di dalam struktur social.




  • Nursid Sumaatmadja (1986) : sosiologi adalah ilmu pengetahuan tantang relasi – relasi social, artinya bahwa manusia merupakan mahluk yang aktif mengadakan kontak – kontak dengan interaksi – interaksi social yang berupa tingkah laku dan dapat saling mempengaruhi. Oleh karena itu, ada juga yang menyebutkan bahwa sosiologi dapat diartikan secara luas sebagai studi tentang interaksi – interaksi dengan tipe – tipenya yang timbul dari kontak antar individu – individu. Kelanjutan interaksi social terjadi antar relasi social yang akhirnya membentuk suatu kelompok social. Dan kelompok – kelompok social ini merupakan bagian yang aktif dari kelompok – kelompok sosialnya.


    Dari apa yang dikemukakan oleh para ilmuwan tentang pengertian sosiologi, ternyata pendapat – pendapatnya sangat bervariasi, namun demikian ada beberapa unsur yang dapat ditarik sebagai kesimpulan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari :

  • Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lainnya, maupun individu dengan masyarakat.

  • Kehidupan masyarakat dan semua tindakan atau perilaku manusia dalam kelompoknya.


    Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat – sifat semua jenis manusia secara lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris untuk penyebaran agama nasrani dan bersamaan dengan itu berlangsung system penjajahan atas Negara – Negara di luar eropa, dewasa ini dibutuhkan bagi kepentingan kemanusiaan yang lebih luas. Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di Negara – Negara yang telah membangun sangat diperlukan bagi pembuatan – pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat.


    Sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat luas cakupannya, maka tidak ada seorang ahli antropologi yang mampu menelaah dan menguasai antropologi secara sempurna. Demikianlah maka antropologi dipecah – pecah menjadi beberapa bagian dan para ahli antropologi masing – masing mengkhususkan diri pada spesialisasi sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk mendalami studi secara mendalam pada bagian – bagian tertentu dalam antropologi. Dengan demikian, spesialisasi studi antropologi menjadi banyak, sesuai dengan perkembangan ahli – ahli antropologi dalam mengarahkan studinya untuk lebih mamahami sifat – sifat dan hajat hidup manusia secara lebih banyak.



    Dalam hubungan ini ada antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi kebudayaan, antropologi agama, antropologi pendidikan, antropologi perkotaan, dan lain sebagainya.



    Grace de Raguna, seorang filsuf wanita di tahun 1941 menyampaikan pidatonya dihadapan American Philosophical Association Eastern Division, bahwa antropologi telah memberi lebih banyak kejelasan tentang sifat manusia dari pada semua pemikiran fisuf atau studi para ilmuwan di laboratorium (Haviland, 1988). Meskipun banyak spesialisasi dalam antropologi, para ahli antropologi tetap menaruh perhatian kepada perspektif yang lebih luas dan menyeluruh tentang umat manusia.



    Antropologi secara garis besar dipecah menjadi 2 bagian yaitu antropologi fisik / biologi dan antropologi budaya. Tetapi dalam pecahan antropologi budaya, terpecah – pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi spesialisasi – spesialisasi, termasuk antropologi pendidikan. Seperti halnya kajian antropologi pada umumnya antropologi pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya dalam dunia pendidikan. Studi antropologi pendidikan adalah spesialisasi termuda dalam antropologi.



    Setelah dasawarsa tahun 60 – an di Amerika Serikat semakin banyak diperlukan keahlian dalam antropologi untuk meneliti masalah – masalah pendidikan, maka antropologi pendidikan kemudian dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang spesialisasi antropologi yang resmi. Antropologi pendidikan apabila dihadirkan sebagai suatu materi kajian, maka yang dikaji adalah penggunaan teori – teori.



    Antropologi adalah sebuah disiplin keilmuan yang dilahirkan rahim revolusi borjuis Eropa dan tumbuh dewasa dalam asuhan penjajahan (lih. Kuper 1996 : 114 – 138; Keesing 1996: 143 – 185). Sedangkan Marxisme, meskipun dilahirkan oleh ibu yang sama, tapi ia diasuh oleh perlawanan terhadap kodrat menindas kapitalisme. Oleh karena itulah, ketika antropologi menjadi pemandu para penjajah menegakkan kebenaran nilai – nilai kapitalisme ke penjuru dunia, Marxisme justru menjadi pegangan dalam perjuangan – perjuangan melawan pengaruh jahat kapitalisme dimana pun system itu mencengkeramkan kuku – kuku beracunnya.



    Berikut ini pendapat para ahli tentang pengertian antropologi, yaitu :


  • Koentjaraningrat : antropologi adalah ilmu yang mempelajari mahluk antropos atau manusia dan merupakan paduan dari beberapa ilmu yang masing – masing mempelajari masalah – masalah khusus mengenai mahluk manusia.
  • William A. Haviland : antropologi adalah suatu studi mengenai manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
  • Harsojo : antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai mahluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini ditunjukkan kepada sifat khusus badaniah dan cara produksi, tradisi dan nilai – nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dengan pergaulan hidup yang lainnya.
  • Keesing (1981) : antropologi adalah kajian tentang manusia.

  • Kamus antropologi oleh Ariyono Suyono (1985) : antropologi diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian mahluk manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk, fisik, kepribadian masyarakat serta kebudayaannya.


    Bila disimpulkan pendapat – pendapat tersebut di atas, akan diperoleh definisi sebagai berikut :


    Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mahluk social, baik manusia yang ditinjau dari fisik atau biologisnya (bentuk fisik, ciri – ciri tubuh dan perkembangannya, maupun manusia yang ditinjau dari sosio – budayanya, system social dan perkembangan kebudayaannya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya ... tapi yang lebih dari sebulan, harus saya moderasi dulu ya,, biar gak kelewat... :)