18 September 2012

mengkonsep atau mengerjakan?

Mungkin diantara para pembaca pernah merasakan. Melakukan pekerjaan yang telah di konsep oleh orang lain, atau menkonsep sebuah pekerjaan lalu kemudian dikerjakan oleh orang lain. Keduanya merupakan hal yang benar - benar berbeda. Dan saya punya perspektif tersendiri terhadap kedua hal tersebut.

Sebagai seorang freelancer, saya sering melakukan pekerjaan yang telah dikonsep oleh orang lain. Mereka memberikan konsep dan 'kopi', saya mengerjakan sesuai konsepnya. Meskipun konsep yang diberikan terasa gak sreg, tapi tetap harus dikerjakan.

Seringnya mengerjakan pekerjaan yang telah terkonsep dengan cukup baik membuat saya menjadi belajar tentang konsep dari apa yang saya kerjakan. Seperti ketika mengerjakan sebuah web atau CD Pembelajaran, entah untuk penelitian atau untuk dipasarkan, membuat saya jadi lebih paham dan terbiasa dengan konsep web atau CD Pembelajaran selain dari mata kuliah yang pernah saya dapatkan.

Tapi yang menyebalkan adalah ketika menerima konsep yang kurang baik atau kurang lengkap. Apabila konsep tersebut boleh diubah atau dilengkapi sendiri sih OK. Tapi kalau sudah ajeg dan tidak boleh di ubah, mengerjakannya pun jadi tidak semangat. Hal ini biasanya terjadi pada kasus penelitian / skripsi. Alih - alih penelitiannya ingin beda dengan yang lain, tapi justru tidak sesuai dengan kaidah pembuatannya. Alhasil banyak revisi. Kan saya juga yang jadi repot ngerevisi.

Pengalaman saya membuat saya sadar bahwa saya harus segera 'naik pangkat'. Dari yang tadinya mengerjakan apa yang dikonsep, menjadi mengkonsep dan membuat orang lain mengerjakannya. Hal kedua tersebut biasanya lebih nyantai dan lebih banyak 'pemasukan'nya. Seperti yang sering saya amati terhadap dosen - dosen saya. Dulu mereka juga mengerjakan apa yang terkonsep, dan sekarang tinggal mengkonsep dan menyuruh mahasiswanya untuk mengerjakan.

Tapi untuk membuat konsep yang baik, tidak cukup hanya dengan berbekal pengalaman. Seorang desainer atau konseptor harus tau cara menyampaikan konsepnya kepada orang yang akan mengerjakannya. Dan hal tersebut sama sekali tidak sederhana. Salah satu hal yang penting dalam sebuat desain atau konsep adalah storyboard, yang bentuk ringkasnya lagi disebut flowchart. Storyboard yang baik adalah yang mudah dipahami. Sehingga sang pekerja tidak perlu lagi kebingungan dengan konsep yang ada.

Kadang saya sering mendapatkan storyboard yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hanya selembar kertas yang bertuliskan sedikit informasi mengenai apa yang harus dikerjakan. Jangankan mengerjakannya, membayangkan bagaimana jadinya saja sudah sangat sulit.

Bagaimana dengan kamu? mengkonsep atau mengerjakan?

1 komentar:

  1. mengerjakan abis itu mengkonsep dan setelah itu bad ending...
    hahahha

    BalasHapus

silahkan komentarnya ... tapi yang lebih dari sebulan, harus saya moderasi dulu ya,, biar gak kelewat... :)